Tangis dan Tawa
Bicara 'tangis-menangis' (kok 'senglad' kedengarannya ya, kayak orang bindeng bicara tangkis-menangkis), barusan saya 'ngasep' (baca: merokok) dibawah, groundfloor, tiba-tiba ada bapak-bapak yang (menurut penglihatan saya jelas) menangis. Lha wong keluar air mata banyak, sambil ngucek-ngucek mata. Lalu saya tanya,
"Pak, kok bapak menangis ?". Si bapak kaget ada orang yang menegurnya.
"Kok anda tahu saya menangis ?"
"Lah, itu keluar air mata, sambil ngucek-ngucek mata".
"Menangis itu kan kalau keluar air mata diikuti perasaan sedih, gembira, menyesal, dll. Bahkan ada juga orang menangis nggak keluar air mata. Bagaimana bapak tahu perasaan saya ? Lagian saya nggak ada semua perasaan seperti itu"
"Ooooo...hh....., jadi bapak nggak menangis ?"
"Nggak ! Saya habis naik motor, mata saya kemasukan binatang"
(bathin saya... emang mata bapak kemasukan kerbau, sapi, buaya, dkk)
"Maaf dah kalau begitu"
Tiba-tiba si bapak mau ngeluyur pergi dan...
"Bapak juga kok ketawa-ketawa aja dari tadi, pasti ada sesuatu yang menggembirakan ya, habis gajian mungkin ?", kata si bapak.
"Lho kok bapak tahu saya sedang gembira atau bahagia ? Saya justru sedang menderita, tetapi saya tetap tertawa... karena sejak jaman 'podho mlarate', gigi saya udah begini ini ('tonggos')".
Si bapak langsung ngeluyur pergi...
"Skor 1-1", bathinku (tetap dalam penderitaan)
Haven't feel satisfied yet to laugh? Read also:
- Orang Buntung Kencing
- Wanita yang Tidak Pernah Puas
- DR. Usman Santoso, MSc
- Cabin Announcement Airlines
- Tombol dalam Toilet
- Foto Istri
- Balas Dendam
- Nangka
- Paus dan Ratu
- Lady Astor dan Winston Churchill
- Lomba Hisap Hidung
- Cape Deh...
- Kebiasaan Tidur yang Baik
- Fotografer Amatir
- Melahirkan
- Mama Instan
- Keadaan Darurat
- Sepuluh Kali Lipat
- Sopir
- Balada Pak Raden
- Tengkorak Kuno
- Pintar Mana
- Belajar Nafas
- Terlalu Berat
Post a Comment