feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count
undefined
undefined

Tangis dan Tawa

Category:

Bicara 'tangis-menangis' (kok 'senglad' kedengarannya ya, kayak orang bindeng bicara tangkis-menangkis), barusan saya 'ngasep' (baca: merokok) dibawah, groundfloor, tiba-tiba ada bapak-bapak yang (menurut penglihatan saya jelas) menangis. Lha wong keluar air mata banyak, sambil ngucek-ngucek mata. Lalu saya tanya,

"Pak, kok bapak menangis ?". Si bapak kaget ada orang yang menegurnya.

"Kok anda tahu saya menangis ?"

"Lah, itu keluar air mata, sambil ngucek-ngucek mata".

"Menangis itu kan kalau keluar air mata diikuti perasaan sedih, gembira, menyesal, dll. Bahkan ada juga orang menangis nggak keluar air mata. Bagaimana bapak tahu perasaan saya ? Lagian saya nggak ada semua perasaan seperti itu"

"Ooooo...hh....., jadi bapak nggak menangis ?"

"Nggak ! Saya habis naik motor, mata saya kemasukan binatang"

(bathin saya... emang mata bapak kemasukan kerbau, sapi, buaya, dkk)

"Maaf dah kalau begitu"

Tiba-tiba si bapak mau ngeluyur pergi dan...

"Bapak juga kok ketawa-ketawa aja dari tadi, pasti ada sesuatu yang menggembirakan ya, habis gajian mungkin ?", kata si bapak.

"Lho kok bapak tahu saya sedang gembira atau bahagia ? Saya justru sedang menderita, tetapi saya tetap tertawa... karena sejak jaman 'podho mlarate', gigi saya udah begini ini ('tonggos')".

Si bapak langsung ngeluyur pergi...

"Skor 1-1", bathinku (tetap dalam penderitaan)



Haven't feel satisfied yet to laugh? Read also:



0 comments:

Post a Comment